A. Pendahuluan
Setiap pembukaan lahan baru atau tanaman perdana untuk perkebunan kelapa sawit (new planting) biasanya berasal dari hutan primer atau hutan sekunder dengan kondisi fisik yang tidak selalu sama dari satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini antara lain: kerapatan hutan dan topografi. Karena itu dalam pembukaan lahan memerlukan tahapan-tahapan.
B. Pembahasan
Dalam pembukaan lahan baru atau tanam perdana untuk lahan perkebunan kelapa sawit dapat dilaksanakan dengan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Imas (Underbrushing)
Merupakan pekerjaan menebas semua pohon atau tanaman yang berdiameter kecil dari 10 cm, semak, dan tanaman merambat dengan ukuran ditebas rapat ke permukaan tanah.
2. Tumbang/Tebang (Felling)
Pekerjaan ini merupakan proses penumbangan atau penebangan pohon yang berdiameter diatas 10 cm, dikerjakan dengan cara mekanis menggunakan chainsaw atau cara manual dengan memakai kapak (axes).
Penumbangan pohon dikerjakan dalam dua tahap, yaitu: Tumbang pohon I (pohon atau kayu yang berdiameter 10 s/d 30 cm) dan Tumbang pohon II (pohon atau kayu yang berdiameter lebih dari 30 cm). Sisa tumbangan atau tinggi tunggul maksimum dari permukaan tanah yang boleh ditinggalkan harus mengikuti ketentuan seperti pada table berikut:
3. Membuat pancang jalur tanam atau pancang Kepala.
Jalur tanam dibuat menurut jarak antar barisan tanaman (gawangan), pekerjaan ini bertujuan untuk memberi tanda sehingga memudahkan pekerjaan pembersihan jalur tanam.
4.Memerun,Merumpuk,dan Pembersihan Jalur Tanam
Ada dua metode dalam pekerjaan memerun dan merumpuk, yaitu sebagai berikut:
a. Secara Manual
Pekerjaan memerun atau merencej adalah mencincang atau memotong kayu bulat bekas tebangan yang berdiameter lebih dari 10 cm dan panjang lebih dari 4 meter, sehingga mudah dikumpulkan dan dirapikan.
Merumpuk (Stacking) atau pembersihan jalur tanam dan jalur pikul merupakan proses pembersihan dan pembentukan jalur antar stacking 15,6 m (minimal 2:1 dalam 2 baris terdapat satu stacking dengan lebar stacking 3 m (lebar stacking 1,5 m ke kanan dari As dan 1,5 m ke kiri dari As)) dan tinggi stacking 1 s/d 2 m. Harus juga dibuat jalan kontrol atau pasar tengah yang membagi 2 blok tersebut, dengan jarak 13/14 pokok= 125 m. Sebagai object visual seperti berikut:
b. Mekanis
Sistem ini dapat dilaksanakan pada areal yang memiliki topografi datar (Slope kecil dari 8%) hingga lahan bergelombang (Slope 8% s/d 14%). Umumnya untuk menumbang pohon dilakukan dengan Bulldozer. Pembersihan jalur tanam secara mekanis (stacking) dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti Bulldozer dan Exavator, dan bisa juga menggunakan tree & brush chipper, mesin pencacah kayu menjadi serpihan.
Ketentuan dalam pelaksanaan perun mekanis adalah sebagai berikut:
- Kayu-kayu yang sudah dicincang, disusun dan dikumpulkan pada jalur rumpukan (jarak stacking setiap 15,6 m).
- Jalur rumpukan harus berada dijalur gawangan mati. Lebar rumpukan kayu maksimum dibuat 3 m dan tinggi rumpukan 2 m.
- Arah rumpukan membujur dari arah utara ke selatan. Rumpukan pertama dimulai dari sebelah Barat sebelah baris tanam I (pada jarak 4 m dari tepi production road) atau sesuai pancang rumpukan yang telah dipasang.
- Jarak antara satu rumpukan dengan jalur rumpukan yang lain adalah 2 s/d 4 baris tanaman tergantung volume kayu-kayu hasil tumbangan (setiap 15,6 m atau 31,2 m).
- Untuk areal rendahan, dimana areal tersebut agak basah: maka pelaksanaan land clearing dapat dikerjakan secara manual atau menggunakan alat Exavator dengan jarak antar rumpukan adalah 2 baris tanaman atau dengan jarak 15,6 m.
- Titik tanam yang akan di pancang harus bebas dari tunggul kayu dengan jarak minimum 1,5 m dari kiri dan kanan jalur tanam (kalau memungkinkan, tapi kalau tidak bisa maka pancang tanam yang digeser).



Comments
Post a Comment