Penapsiran Rendemen Minyak Kelapa Sawit

A. Pendahuluan
    Pada umumnya, perkembangan perkebunan kelapa sawit pada saat ini banyak membudayakan jenis tanaman Tenera (Persilangan Dura dengan Pisifera/ D x P). Akan tetapi sebagian perkebinan masih membudidayakan persilangan Dura dengan Tenera (D x T atau T x D): dalam hal rendemen dapat diberlakukan sebagai 50% Dura dan 50% Tenera. 
    Rendemen minyak kelapa sawit ditentukan oleh jenis tanaman dan umur, kesempurnaan penyerbukan, kematangan tandan buah kelapa sawit, dan losses di lapangan (brondolan tidak terkutip), dan kehilangan dalam pengolahan di pabrik. 
    


B. Pembahasan
    Rendemen minyak kelapa sawit berkembang menurut umur tanaman sampai batas umur tertentu, kemudian akan menjadi tetap. Produksi TBS juga akan berkembang dengan umur tanaman akan tetapi berbeda dengan rendemen: produksi tbs akan mencapai batas tertinggi kemudian makin menurun dengan pertambahan umur tanaman. Untuk penaksiran rendemen dapat di pakai faktor rendemen untuk berbagai umur tanaman kelapa sawit, seperti table berikut:


    Rendemen maksimum adalah dengan faktor rendemen = 1,00, misalnya:
  • Jenis D x P, rendemen minyak= 25% dan Inti sawit= 4,0%.
  • Jenis DT/TD, rendemen minyak sawit= 21% dan rendemen inti sawit= 4,5%.
  • Jenis DD, rendemen minyak sawit= 17% dan rendemen inti sawit= 5,0%.
    Dari data diatas, kita dapat menghitung penaksiran rendemen pada tanaman umur 9 tahun dan jenis tanaman D x P:

    0,89 x 25% = 22,25%

    Taksiran rendemen minyak kelapa sawit dapat juga dihitung berdasarkan faktor rendemen dengan berat tandan rata-rata buah kelapa sawit, seperti pada table:

    
Misalkan kita hitung taksiran rendemen pada jenis tanaman D x P dengan berat tandan rata-rata 9 kg/janjang:

      0,86 x 25% = 21,50%.

Penaksiran dengan cara ini tentu tidak selalu tepat, tapi umumnya cukup tepat dalam perhitungan penaksiran. 

Comments