Hama Kumbang Pada Perkebunan Kelapa Sawit

A.  Pendahuluan
    Salah satu hama yang sangat merugikan di Perkebunan Kelapa sawit adalah kumbang, hewan ini termasuk golongan Arthropoda. Berbagai jenis kumbang dapat menimbulkan kerusakan ringan maupun berat pada perkebunan kelapa sawit. 
    Selain kumbang dalam stadium dewasa, stadium larvanya juga ada yang menjadi hama. Pada beberapa jenis kumbang stadium larvanya memasuki anak daun. Jenis-jenis ini disebut pengorok daun (leaf miners), karena sambil makan membuat terowongan-terowongan dalam anak daun. 

B. Pembahasan
1. Jenis-jenis Kumbang
    Ada beberapa jenis kumbang yang terdapat di perkebunan kelapa sawit yang bersifat merugikan (hama), yaitu sebagai berikut:

a. Kumbang Rhynchophorus
    Kumbang dari marga Rhynchophorus terdapat disemua kawasan kelapa sawit. Kumbang ini berwarna hitam pada stadium dewasa dengan panjang 2,5 - 5,0 cm. Beberapa jenis dari marga ini berwarna merah. Kumbang masuk kedalam batang kelapa sawit biasanya melalui luka yang disebabkan oleh serangga atau binatang lainnya. Pohon kelapa sawit yang roboh dan mati, misalnya di areal replanting atau peremajaan, dipergunakannya sebagai simber makanan. 
    Pengendalian jenis kumbang ini cukup sulit. Salah satu cara adalah sanitasi lapangan, yaitu: areal tanaman dibersihkan dari bagian-bagian pohon yang mati. Jika terjadi serangan berat dapat dicoba injeksi batang dengan insektisida sistemik.

b. Apogonia dan Lepadoretus
    Kumbang Apogonia dan Lepadoretus, merupakan jenis kumbang pemakan daun. Kumbang ini menyerang kelapa sawit di pembibitan dan yang baru ditanam di lapangan. Pengendalian stadium dewasa (pada daun) dapat dilakukan dengan penyemprotan triklorfon.

c. Oryctes rhinoceros
    Kumbang tanduk atau kumbang badak (Oryctes rhinoceros), kumbang ini merupakan salah satu jenis hama yang paling merugikan di perkebunan kelapa sawit. Kumbang ini meletakkan telurnya pada tunggul-tunggul karet, kelapa, dan kelapa sawit yang telah dipotong, dan lain-lain bahan organik. Telur menjadi larva setelah 11 - 13 hari, selanjutnya menjadi pupa, dan menjadi dewasa tiga minggu kemudian. Daur hidupnya 7 sampai dengan 9 bulan. 
    Oryctes dewasa memakan pangkal daun muda. Daun yang paling muda yang masih berbentuk tombak dimakan dari bagian atas ke bawah, membentuk terowongan dan setelah daun berkembang terlihat bentuk daun yang tidak beraturan dengan ciri-ciri khas dan mudah di kenali. Pada tanaman kelapa sawit muda, tunas ujung dapat diserang dan dapat mengakibatkan matinya tanaman. 

    Pengendalian secara hayati dapat dilakukan dengan Baculovirus oryctes, jamur metarrhizium anisopliae, dan tindakan sanitasi kebun. Insektisida granuler seperti karbofuran (Furadan 3G) dapat disebarkan diketiak-ketiak daun dengan rotasi 2 kali sebulan. 
    Pada saat ini telah dilakukan penanganan dengan menggunakan hormon feromon etil-4 metil oktanoate yang dihasilkan oleh kumbang jantan yang bersifat agregasi (tanpa memandang tingkat fisiologi dari kumbang). Sekarang telah berhasil dibuat feromon sintetik, yang diperdagangkan dalam bentuk kemasan kantong plastik (36 mm x 56 mm)  berisi 800 mg feromon sintetik. Satu kemasan dapat digunakan selama 2 bulan di lapangan dan efektif untuk 1 ha areal kelapa sawit. Feromon di aplikasikan dilapangan dengan menggantung pada wadah berbentuk kerucut yang terbuat dari seng yang diganrung dengan ketinggian 4 meter. Berikut object visual:

Setelah pemasangan di lapangan, kumbang akan terpancing atau tertarik ke alat ini dikarenakan pengaruh feromon:

Comments