A. Pendahuluan
B. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao
C. Teknik Budidaya Tanaman Kakao
2. Penanaman bibit Kakao
3. Pemeliharaan Tanaman Kakao
b. Anjuran Pemupukan
4. Pemangkasan Tanaman Kakao
E. Pengolahan Kakao
Kakao atau Theobroma cacao L adalah jenis tanaman tahunan yang sangat populer dengan hasil olahan buahnya. Tanaman Kakao diduga berasal dari daratan Amerika dan tepatnya di Amerika Selatan. Tanaman kakao yang tumbuh liar di alam bebas, dapat mencapai ketinggian hingga belasan meter.
Tanaman Kakao merupakan salah satu komoditas yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi pekebun. Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan komoditi Perkebunan Primadona, hal ini didukung oleh banyak potensi lahan yang cocok secara ekologis untuk tanaman ini disamping harga yang cukup stabil dan relatif tinggi.
Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dengan kontribusi sebesar 13% dari kebutuhan dunia. Hal tersebut didukung karena lokasi geografis Indonesia yang sangat cocok untuk budidaya kakao. Maka dari itu sangat tidak heran petani di Indonesia sangat banyak yang membudidayakan kakao.
Tanaman kakao baik ditanaman pada daerah dengan ketinggian 0 – 1200 meter dpl. Curah Hujan rata-rata pertahun 1250 – 3000 mm/tahun. Suhu 25 – 30C, Kelembaban Udara 70 – 80 %, dan Kemiringan 0 – 400, pH tanah yang di anjurkan 5 – 8, dan Intensitas penyinaran 70 – 80 %.
C. Teknik Budidaya Tanaman Kakao
Budidaya tanaman kakao sangat di anjurkan pada tanah yang kaya akan unsur hara. Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma dan kotoran yang mengganggu. Gunakan tanaman penutup tanah seperti jenis tanaman polong-polongan.
1. Pembibitan
Tanaman Kakao dapat diperbanyak secara generatif dengan generatif dan juga vegetatif. Perbanyakan secara generatif dapat dilakukan dengan penyemaian biji kakao. Selain itu perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan menggunakan stek ataupun okulasi.
Jenis bibit yang dianjurkan adalah klon ICCRI 01, ICCRI 02, DR1, 2 ICS 13, ICS 60. Bibit baik dipindahkan ke lapangan setelah umur 5 – 8 bln.
2. Penanaman bibit Kakao
Jumlah bibit tanaman kakao yang dibutuhkan sangat tergantung dengan luas lahan tanaman kakao serta jarak tanaman yang akan digunakan. Pada jarak tanam 2,5 x 2,5 meter dibutuhkan bibit sekitar 1600 hingga 1650 batang. Sedangkan untuk jarak tanam 3 x 3 m hanya membutuhkan bibit 1000 s/d 1100 batang.
Sebelum masuk ketahap penanaman sebaiknya pastikan terlebih dahulu bibit yang akan digunakan. Bibit kakao yang sudah siap untuk ditanam ke lahan adalah bibit yang telah berumur 5 s/d 8 bulan. pada umur tersebut bibit sudah mencapai ketinggian 50 cm dengan daun berjumlah 20-35 helai daun. Sedangkan batang sudah berdiameter 8 mm.
Selanjutnya setelah semua hal tersebut dipastikan maka hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah membuat ajir tanaman dengan ketinggian 1 m. Pengaturan jarak tanam harus disesuaikan dengan jumlah bibit yang sudah disiapkan.
3. Pemeliharaan Tanaman Kakao
a.Tanaman pelindung
Kegunaan utama dari pohon pelindung yaitu melindungi tanaman kakao dari paparan sinar matahari langsung. pohon pelindung juga berguna sebagai peredam suhu maksimum pada musim kemarau yang dapat merusak tanaman kakao. Kegunaan lainnya adalah sebagai penahan angina sebab daun muda pada tanaman kakao sangat mudah rontok apabila angin yang kencang.
Pohon pelindung pada tanaman kakao sebaiknya ditanam 1 tahun sebelum tanaman kakao ditanam. Tanaman penaung yang populer digunakan petani kakao adalah pohon gamal, lamtoro, dan albazia.
b. Anjuran Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal dengan menggunakan pupuk urea TSP dan KCl. Dosis pupuk sendiri ditetapkan berdasarkan umur tanaman. Pemupukan pertama pada tanaman kakao dilakukan ketika tanaman telah berumur 2 bulan setelah tanam, dengan uraian sebagai berikut:
- Umur 2 bulan: 15 kg urea, 15 kg TSP, 9 kg KCl
- Umur 6 bulan: 15 kg urea, 15 kg TSP, 9 kg KCl
- Umur 10 bulan: 25 kg urea, 25 kg TSP, 13 kg KCl
- Umur 14 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 15 kg KCl
- Umur 18 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 45 kg KCl
- Umur 22 bulan: 30 kg urea, 30 kg TSP, 45 kg KCl
- Umur 32 bulan: 160 kg urea, 200 kg TSP, 250 kg KCl
- Umur 36 bulan: 140 kg urea, 250 kg TSP, 250 kg KCl
- Umur 42 bulan: 140 kg urea, 200 kg TSP, 250 kg KCl.
- Gunakan pupuk organik (kompos dan pupuk kandang) dan pupuk buatan (Urea, TSP, KCl atau NPK)
4. Pemangkasan Tanaman Kakao
Ada tiga tipe pemangkasan pada budidaya kakao yaitu:
a. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk pada tanaman buah kakao bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman kakao. Budidaya tanaman kakao sangat tergantung pada pertumbuhan cabang lateralnya sehingga pemangkasan cabang sangat bertujuan untuk membentuk cabang-cabang lateral tersebut. Cabang-cabang lateral adalah cabang yang akan memunculkan buah kakao.
Pemangkasan tahap pertama dilakukan dengan cara memangkas bagian pucuk tanaman kakao yang telah berumur 4-6 bulan setelah tanam. pemangkasan pucuk dilakukan pada ujung tunas paling atas hal tersebut dilakukan agar meningkatkan pertumbuhan cabang samping. Setelah itu lakukan pemangkasan tahap kedua setelah tanaman berumur 7-9 bulan. Pemangkasan bentuk tahap kedua dilakukan dengan cara memotong cabang lateral dengan tinggi 50 cm dari dasar tanah. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan cabang lateral tersebut.
b. Pemangkasan Tunas Air
Pemangkasan tunas air pada pohon muda bertujuan untuk membentuk pohon yang lebih kuat serta mengurangi cabang lateral yang tumbuh berlebihan. Sedangkan pada tanaman tua pemangkasan ini bertujuan untuk memicu pertumbuhan buah karena nutrisi yang seharusnya tersebar kecabang lateral dapat terfokuskan pada pertumbuhan buah saja.
Pemangkasan ini dilakukan setiap 90 hari sekali setelah tanaman dilakukan pemangkasan bentuk. Pemangkasan dilakukan pada cabang dengan ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Selain itu pemangkasan juga dilakukan pada tunas vertical yang tidak tumbuh.
c. Pemangkasan Sanitasi
Pemangkasan ini bertujuan untuk mengurangi resiko terserang hama dan penyakit. Pemangkasan sanitasi akan memberikan sinar matahari yang masuk pada tanaman lebih banyak dan juga sirkulasi udara lebih teratur. Pemangkasan ini dilakukan setiap 4-5 bulan sekali dengan cara memotong cabang utama yang dianggap mengurangi sirkulasi udara dan menghalangi masuknya cahaya matahari. Pemangkasan ini juga bertujuan untuk meregenerasi cabang yang sudah tua dengan cabang yang lebih muda.
5. Hama Penyakit
Kakao adalah salah satu jenis tanaman yang sangat rentan terserang hama dan penyakit. Maka, di perlukan kemampuan dan pengetahuan lebih dalam mengelola. Berikut ini penyakit pada kakao:
1.Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha spp), ciri-ciri dan sasaran yang di serang:
- Menyerang buah kecil dan muda
- Hidup dalah buah dan memakan daging buah
- Buah masak lebih awal dan belang-belang jingga
- Biji hitam dan melekat satu sama lain
Pengendalian
– Karantina benih/bibit
– PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan)
– Sarungisasi
– Rampasan (panen besar untuk memutus siklus)
2.Penyakit Busuk Buah (Cendawan Phitopthora Palmivora), ciri-ciri serangan:
- Buah menjadi coklat-kehitaman mulai dari ujung buah atau pangkal buah dekat tangkai, ada juga tengah buah.
- Serangan lanjut seluruh buah menjadi hitam.
Pengendalian :
– Mekanis : Memetik buah yang busuk lalu dikuburkan.
– Kultur Teknis : Mengatur kelembaban melalui pemangkasan.
– Kimia : Penyemprotan dengan fungisida.
D. Panen
Panen buah kakao sudah dapat dilakukan ketika buah telah berumur 5-6 bulan setelah bunga muncul. Buah kakao yang sudah dapat dipanen memiliki warna yang kuning. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah langsung dari pohonnya dapat menggunakan pisau atau gunting buah yang tajam dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah pada pohon.
Setelah buah dipanen lakukan pemecahan buah untuk mengeluarkan bijinya. Selanjutnya biji buah dilakukan pengeringan dengan cara dijemur. Penjemuran ketika cuaca cerah dapat memakan waktu selama 2 hari. Setelah biji kakao kering dapat dilakukan sortasi berdasarkan bentuk dan kualitas, setelah itu buah barulah bisa dijual ke pengepul ataupun tengkulak,
Panenlah buah yang sudah masak/sudah terjadi perubahan warna50–60%, dari HIJAU KUNING, MERAH JINGGA.
Gunakan benda tajam, tangkai buah dipotong dekat bantalan buah, tanpa merusak kulit batang dan buah jangan sampai terluka.
Setelah kegiatan panen, maka untuk meningkatkan kualitas biji kakao yang baik diperlukan pengolahan pasca panen, yaitu sebaga berikut:
- Pemilihan buah kakao yang masak
- Pemeraman Buah (5-7) hari
- Pemecahan Buah
- Fermentasi (4-6) hari
- Perendaman (3 jam) dan Pencucian (hingga 1/2 bersih)
- Pengeringan (s/d KA 8%)
- Sortasi Biji
- Penyimpanan dan Pengemasan.


Comments
Post a Comment