Teori Penanaman Tanaman Kelapa Sawit

1. Menentukan Jarak Tanam
    Intensitas cahaya matahari yang optimum yang diperlukan oleh tanaman bervariasi menurut jenis tanamannya. Intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran merupakan salah satu yang mempengaruhi terhadap morfologi. Tanaman yang terlindung, pertumbuhannya akan meninggi (otiolasi), habitusnya rendah dan lemah, jumlah daun sedikit, dan bunga betina berkurang. Populasi perhektar yang terlalu padat lama kelamaan produksinya akan menurun, karena selain kompetisi dalam pengambilan unsur hara juga terjadi tumpang tindih pelepah sehingga intensitas dan kualitas sinar matahari yang diterima kurang optimum dan ini mengurangi luasan asimilasi (fotosintesis). Dengan demikian, maka pengaturan jarak tanam sangat penting. 
    Untuk kelapa sawit jenis Tenera (D x P) populasi perhektar= 143 pokok, semula merupakan jarak tanam yang optimum, namun ternyata dari hasil percobaan para ahli dari Marihat pada umur 8 tahun pelepah sudah mulai over laping dan pengaruh terhadap perkembangan produksi dan kemudian diperlukan adanya penjarangan dengan perbandingan 7 : 1 (canopy managemen). Untuk mencegah dan mengatasi timbulnya pengaruh intensitas dan kuantitas sinar matahari, maka diperlukan jarak tanam dan arah barisan tanam. Jarak tanam pada kelapa sawit pada umumnya dibuat segitiga sama sisi (triangular). Sedangkan arah barisan tanaman mengarah dari utara ke selatan, sehingga pendistribusian sinar matahari dari arah timur cukup banyak untuk setiap tanaman. 

2. Rumus Mencari Jarak Tanam
    Untuk mencari jarak tanam pada kelapa sawit digunakan rumus berikut:
- Luas pasar (A) = Ha(m2) : populasi x 
                                Sin 60 (0,866).
- Jarak antar baris (B) = √A
- Jarak Tanam = B : sin 60 (0,866)
- Kemiringan (D) = B x C
- Populasi Tanam = Ha (m2) : D

Example: cara mencari populasi 136 pokok/ha adalah sebagai berikut:

- A = 10.000 : 136 x 0,866
      = 63.678 meter. 
- B = √63.678 = 7,97 meter
- C = 7,97 x 0,866 = 9,20 meter
- D = 7,97 x 9,20 = 73,324 meter
- Populasi Tanam = 10.000 : 73,324 
                                = 136 pokok

3. Pemancangan
    Untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur terlebih dahulu diadakan pemancangan areal. Pemancangan pada areal yang rata jarak antara barisan dan dalam barisan sesuai dengan jarak yang sebenarnya. Sedangkan untuk areal yang berbukit dan berkontur arah barisan mengikuti arah kontur yang ada dan jarak antara barisan adalah proyeksi jarak antar barisan. 

Peralatan Pancang
  • Sebelum dimulai pemancangan terlebih dahulu harus mempersiapkan alat-alat pancang: kompas atau theodolite untuk menentukan arah. 
  • Ajir/bambu/kayu panjang 2 meter dan bagian ujung di cat putih, 4 pancang/Ha.
  • Anak pancang ukuran 1 s/d 1,5 meter (175 buah/Ha) dan dicat kapur, dan patok pendek untuk pancang kepala ukuran 1 meter (4 buah/Ha).
  • Seling panjang 100 meter yang telah diberi tanda jarak tanam dan jarak antar baris. 

Cara Memancang
A. Areal Rata
  1. Buat patok hektaran 100 meter x 100 meter (1 Ha).
  2. Buat patok induk tanaman dengan arah utara-selatan dan Timur-Barat dengan menggunakan seling yang telah diberi tenda. 
  3. Jarak Timur-Barat tergantung jarak tanaman yang diinstruksikan (misal 7,97 m) untuk jarak tanam segitiga sama sisi: 9,2 x 9,2 x 9,2 m. Jarak utara-selatan misalnya= 9,2 m: Bila luas blok 30 Ha dengan panjang blok 1.000/7,97 m = 125 pokok, sisanya 4 meter untuk jarak dari pinggir blok masing-masing 4/2= 2 m (jarak antar barisan dari as blok).
  4. Arah Utara-Selatan = 300 m/9,2 m = 32 pokok, sisanya 6 meter. Sumbu dari pinggir blok (jalan/parit) 6/2 = 3 m. Artinya pancang pertama dari batas blok (jalan/parit) dari arah Utara-Selatan berjarak 3 meter dan dari batas blok Timur-Barat= 2 meter. 
  5. Karena jarak panjang cukup panjang, maka dipakai pancang pembantu dulu setengah dari jarak tanam tersebut (pancang mati) dan pemancangan dibuat skala kecil terlebih dahulu (1 Ha) sesuai menurut arah mata lima, kemudian diteruskan ke seluruh areal. 

B. Areal Berbukit dengan Sistem Kontur
    Jarak antar kontur merupakan proyeksi dari jarak antar barisan ada bukit tersebut. Sedangkan jarak dalam barisan sedapat mungkin tetap sama dengan jarak dalam barisan sebenarnya. Jika tidak memungkinkan karena perbedaan kemiringan, maka jarak dalam barisan adalah jarak proyeksi. 

C. Tenaga Pemancang
    Pemancangan sebaiknya dilakukan oleh team khusus yang telah berpengalaman ataupun minimal harus dilatih terlebih dahulu. Satu team pemancang minimal terdiri dari 5 orang:
  • 1 orang tukang teropong. 
  • 1 orang tukang pancang. 
  • 2 orang tukang tarik tali. 
  • 1 orang bawa pancang. 

Kapasitas memancang per ha pada umumnya= 1,5 hk/ha atau 3 ha untuk tiap team/hari kerja. 

Comments