Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit

A. Pendahuluan
 Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar tanaman kelapa sawit adalah adanya serangan hama dan penyakit. Tanaman kelapa sawit merupakan golongan tanaman yang kuat. Namun demikian, tanaman ini juga tidak luput dari serangan hama dan penyakit, baik yang kurang membahayakan maupun yang membahayakan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan insekta atau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman sawit umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. 
    
B. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Hama
    Jenis-jenis hama pada umumnya tidak sulit untuk diidentifikasi, tetapi petani atau perusahaan perkebunan dapat menghadapi kesulitan dalam membedakan dan mengidentifikasi jenis-jenis kumbang atau ulat, karena tanda-tandanya banyak yang mirip. 
    Ada beberapa jenis insekta atau serangga yang dapat membahayakan jika menyerang tanaman kelapa sawit, yaitu sebagai berikut:

1. Tungau
  • Penyebab: Tungau merah (Oligonychus), insekta ini akan menyerang bagian daun tanaman kelapa sawit. 
  • Gejala: Daun kelapa sawit akan mengkilap dan berwarna kecoklatan. 
  • Pengendalian: Penyemprotan dengan akarisida yang berbahan aktif tetradion 75,2 gr/l (Tredion 75 EC). Dapat disemprotkan dengan konsentrasi 0,1 s/d 0,2%.

2. Ulat Setora
  • Penyebab: Setora nitens. Hewan ini akan menyerang daun tanaman. 
  • Gejala: Daun dimakan hingga tersisa lidinya saja. 
  • Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona. 

3. Nematoda
  • Penyebab: Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus. Hama ini akan menyerang akar tanaman kelapa sawit. 
  • Gejala: Daun-daun muda yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Selanjutnya daun berubah menjadi berwarna kuning dan mengering. Tandan bunga membusuk dan tidak membuka, sehingga tidak menghasilkan buah. 
  • Pengendalian: Tanaman yang terserang diracun dengan natrium arsenit. Untuk memberantas sumber infeksi, setelah tanaman mati atau kering dibongkar lalu dibakar. 

4. Kumbang
  • Penyebab: Oryctes rhinoceros. Serangan hama ini cukup membahayakan jika terjadi pada tanaman muda, sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya, dapat menyebabkan penyakit busuk dan mengakibatkan kematian. 
  • Pengendalian: Menjaga kebersihan kebun, terutama disekitar tanaman. Sampah-sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva hama mati. Pengendalian secara biologis dengan menggunakan jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes. 

5. Penggerek Tandan Buah
  • Penyebab: Ngengat Tirathaba mundella. Hama ini meletakkan telurnya pada tandan buah dan setelah menetas, larvanya (ulat) akan melubangi buah kelapa sawit. 
  • Pengendalian: Semprot dengan insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfom 707 gr/l atau endosulfan 350 gr/l.

6. Ulat Api
  • Penyebab: Setora nitens, Darna trima, dan Ploneta diducta. Hama ini akan memakan daun tanaman kelapa sawit. 
  • Gejala: Helaian daun berlubang atau habis sama sekali, sehingga hanya tinggal tulang daunnya. Gejala ini mulai dari daun bagian bawah.
  • Pengendalian: Semprot dengan insektisida berbahan aktif triazofos 242 gr/l, karbaril 85%, dan klorpirifos 25 ULV. 


b. Penyakit
    Penyakit adalah semua penyimpangan fungsi-fungsi normal proses fisiologi yang menimbulkan kerugian. Dengan demikian, pertumbuhan abnormal yang disebabkan oleh terjadinya kekahatan unsur hara juga merupakan penyakit, yaitu disebut dengan penyakit fisiologi. 
    Berikut ini beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang dan membahayakan tanaman kelapa sawit:

1. Root Blast
  • Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Yang menyerang bagian akar tanama kelapa sawit. 
  • Gejala: bibit dipersemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. 
  • Pengendalian: Pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO. 

2. Garis Kuning

  • Penyebab: Fusarium oxysporum yang menyerang bagian daun tanaman kelapa sawit. 
  • Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, dan daun mengering. 
  • Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO semenjak awal.
3. Dry Basal Rot
  • Penyebab: Ceratocyctis paradoxa yang menyerang bagian batang. 
  • Gejala: Pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering (daun muda mati dan kering).
  • Pengendalian: Dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit. 
4. Bud Rot

  • Penyebab: bakteri Erwinia. Penyakit ini sering berkaitan erat dengan serangan hama kumbang (Oryctes rhinoceros). Setelah hama menyerang titik tumbuh, kemudian dilanjutkan dengan serangan penyakit ini yang merupakan serangan sekunder. 
  • Gejala: Kuncup yang ditengah membusuk sehingga mudah dicabut dan berbau busuk. Akibatnya tanaman akan mati dan jika tetap hidup, daun tumbuh tidak normal (kerdil dan kurus).
  • Pengendalian: Belum ada cara efektif yang ditemukan dalam pemberantasan penyakit ini. Untuk pencegahannya, yaitu: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun terutama disekitar tanaman. 
    Jika pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum bisa mengatasi, dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisuda kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan, tambahkan perekat perata AERO 810, dosis 5 ml (1/2 tutup)/tangki. 

Comments