Drainase di Perkebunan Kelapa Sawit

A. Pendahuluan
      Perlu atau tidaknya sistem drainase di buat di perkebunan kelapa sawit ditentukan oleh jenis tanah, curah hujan, pola distribusi, dan topografi lapangan. Drainase diperlukan agar tanah di areal tanaman tidak selalu jenuh air atau sampai tergenang. 
     Pada tanah yang jenuh air, pori-pori tanah akan kekurangan oksigen, penyerapan akar terhambat, sehingga pertumbuhan kelapa sawit juga akan terhambat. 

B. Sistem Drainase
     Tipe-tipe drainase yang diperlukan di perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut:
  1. Drainase lapangan (field drain), yaitu; parit yang searah dengan barisan pohon kelapa sawit. Lebarnya 1 meter dibagian atas dan 0,3 meter dibagian bawah, dengan kedalaman 1,1 meter. 
  2. Drainase pengumpul (Collection Drainase), yaitu; parit yang berfungsi menampung air dari drainase lapangan. Lebar parit 2 s/d 2,5 meter dibagian atas dan 0,6 meter dibagian bawah, dengan kedalaman 1,25 s/d 1,75 meter. Arahnya sejajar dengan jalan pengumpul. 
  3. Drainse pembuang (Outlet drain), yaitu; parit yang menerima air dari drainase pengumpul dan mengalirkannya langsung ke sungai atau ke parit drainase utama, bila perlu melalui suatu parit drainase lingkar. Lebar parit 3 s/d 5 meter di bagian atas dan 1 meter di bagian bawah, dengan kedalaman 2 s/d 2,5 meter. 
  4. Drainase lingkar (Ring drain), yaitu; parit drainase yang dibuat sejajar dengan tanggul pencegah banjir. Ukuran drainase lingkar disesuaikan dengan kebutuhan. Tanah yang digali untuk membuat parit lingkar dipakai untuk membangun tanggul. Tanggul anti banjir ini sering harus dibangun di dataran yang rata-rata dekat pantai atau di sungai-sungai dekat pantai. Letak tanggul memanjang sepanjang garis pantai atau sepanjang tepi sungai. Tujuannya adalah untuk mencegah masuknya air laut ke lapangan pada waktu pasang. Tinggi tanggul dibuat kira-kira dua kali lipat tinggi rata-rata air pasang. Lebar tanggul di bagian atas adalah sekitar 1 meter. 
  5. Drainase utama (Main drain), yaitu; parit drainase yang menerima air dari drainase pembuangan dan mengalirkan nya ke sungai. 

     Untuk memperoleh hasil maksimal dari semua jenis pekerjaan lapangan, perancangan pembuatan sistem drainase harus dipadukan dengan rancangan sistem perhubungan atau jaringan jalan, dengan jarak tanam kelapa sawit, pola tanam, dan kondisi medan/lahan. Antara pinggir parit drainase dan pohon kelapa sawit harus ada jarak minimal 2 meter. Pada tiap-tiap jenis parit drainase dalam pembuatannya harus menyesuaikan ukuran makin membesar kearah ujung (lebih lebar dan lebih dalam) yang berguna untuk lebih menjamin lancarnya pengaliran air dari satu jenis parit ke jenis parit yang lebih besar. 
     Pada lahan gambut, pembangunan sistem drainasenya dibuat dengan cara yang berbeda. Pembuatan parit drainase harus dibuat sedini mungkin, jauh sebelum penanaman kelapa sawit, karena pembuatan parit drainase di areal gambut akan menyebabkan tanah mengkerut (turun) dan menimbulkan perubahan perubahan yang kompleks pada sifat fisika maupun kimia dari tanah gambut ini. Untuk areal gambut di anjurkan pembuatan parit-parit drainase yang berukuran relatif kecil, kedalaman 1 meter di bangun sejajar dengan barisan pohon kelapa sawit. Parit drainase ini dibuat pada tiap 2 sampai dengan 4 barisan pohon kelapa sawit. 

Comments